Resume BK Kelompok 5

4/04/2015 05:27:00 AM Sefiana 0 Comments



TEKNIK-TEKNIK DASAR PEMAHAMAN INDIVIDU



A.    Pengertian Individu
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan. Dalam Bahasa Latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tidak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
Seorang individu adalah perpaduan antara faktor genotip dan fenotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir.
Kalau seorang individu memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Karakteristik yang khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang membedakan dirinya dengan orang lain. Kepribadian seseorang itu dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus menerus. Mayor Polak menjelasan bahwa kepribadian adalah “ keseluruhan sikap, kelaziman, pikiran dan tindakan, baik biologis maupun psikologis, yang dimiliki oleh seseorang dan berhbungan dengan peranan dan kedudukannya dalam berbagai kelompok dan mempengaruhi kesadaran akan dirinya.” Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fisikal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan.
B.     Pengertian Pemahaman Individu
Pemahaman indvidu adalah merupakan awal dari kegiatan bimbingan dan konseling. Pemahaman individu oleh Aiken (1997, hlm. 454) diartikan sebagai “Appraising the presence or magnitude of one or more personal characteristic. Assessing human behavior and mental processes includes such procedures as observations, interviews, rating, scale, check list, inventories, projective techniques, and tests”. Pengertian tersebut diartikan bahwa pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, menilai atau menaksir karakteristik, potensi, dan atau masalah-masalah gangguan yang ada pada individu atau kelompok individu.
C.     Pengumpulan Data
1.      Prinsip Pengumpulan Data
Prinsip-prinsip pengumpulan dan penyimpanan data, yaitu:
a.       Kelengkapan data
b.      Relevansi data
c.       Keakuratan data
d.      Efisiensi penyimpanan data
e.       Efektivitas penggunaan data
2.      Macam-Macam Data
Macam-macam data:
a.       Kecakapan
1) Kecakapan petensial (potential ability) diperoleh secara heriditer (pembawaan kelahirannya).
2)    Kecakapan aktual (actual ability) yang menunjukan pada aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang juga.
b.      Kepribadian 
1)      Fisik dan kebebasan
2)      Psikis
3)      Kegiatan : ekstrakurikuler
4)  Keunggulan-keunggulan dalam bidang: akademik, keagamaan, olahraga, kesenian, keterampilan, sosial, dll.
5)      Pengalaman istimewa dan prestasi yang telah diraih
6)      Latar belakang
7)      Agama dan moral
8)      Lingkungan masyarakat
3.      Sumber Data
Pemahaman individu siswa dapat dilakukan melalui beberapa sumber, yaitu:
a.   Sumber pertama yaitu siswa itu sendiri yang dapat dilakukan melalui wawancara, observasi ataupun teknik pengukuran.
b. Sumber kedua yaitu orang tua siswa dan keluarga terdekat siswa, guru-guru yang pernah mengajar dan bergaul lama dengan siswa, temannya, dokter pribadi dan sebagainya.
4.      Aspek-Aspek yang Dihimpun dalam Pengumpulan Data
Data yang perlu dikumpulkan, disusun dan dipelihara meliputi data pribadi dan data umum. Data pribadi siswa di sekolah, misalnya meliputi berbagai hal dalam pokok-pokok berikut:
a.       Identitas pribadi
b.      Latar belakang rumah dan keluarga
c.       Kemampuan mental, bakat, dan kondisi kepribadian
d.      Sejarah pendidikan, hasil belajar, nilai-nilai mata pelajajaran
e.       Hasil tes diagnostik
f.       Sejarah kesehatan
g.      Pengalaman ekstrakurikuler dan kegiatan di luar sekolah
h.      Minat dan cita-cita pendidikan dan pekerjaan/jabatan
i.        Prestasi khusus yang pernah diperoleh
j.        Deskripsi menyeluruh hasil belajar siswa setiapa kelas
k.      Sosiometri setiap kelas
l.        Laporan penyelenggaraan diskusi/belajar kelompok
5.      Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pengumpulan Data
a.     Materi himpunan data yang baik (akurat dan lengkap) sangat berguna untuk memberikan gambaran yang tepat tentang individu.
b.      Data tentang individu selalu bertambah, berubah, berkembang, dan dinamis.
c.  Data yang terkumpul disusun dalam format-format yang teratur rapi menurut sistem tertentu.
d.      Data dalam himpunan data itu pada dasarnya bersifat rahasia.
e.  Mengingat bahwa data yang dikumpulkan cukup banyak, harus pula ditambah dan dikurangi sesuai dengan perkembangan, lagipula pengeluaran data (untuk dipakai) dan pemasukannya kembali memakan waktu yang cukup banyak, konselor sering terjebak oleh pekerjaan rutin penyelenggaraan himpunan data itu.
6.      Manajemen dan Penggunaan Data
Dalam era teknologi informasi, manajemen data peseta didik dilakukan secara komputer. Database peserta didik perlu dibangun dan dikembangkan agar perkembangan setiap peserta didik dapat dengan mudah dimonitor. Penggunaan data peserta didik dan lingkungan sekolah yang tertata dan dimanejemen dengan baik  untuk kepentingan memonitor kemajuan peserta didik akan menjamin seluruh peserta didik menerima apa yang mereka perlukan untuk keberhasilan sekolah. Konselor harus cermat dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data. Kemajuan perkembangan peserta didik dapat dimonitori dari: prestasi belajar, data yang terkait dengan prestasi belajar, dan data tingkat penguasaan tugas-tugas perkembangan atau kompetensi.
D. Teknik Pemahaman
1.    Pemberian Instrumen
Ada beberapa pertimbangan yang perlu mendapat perhatian para konselor dalam  penerapan instrumentasi bimbingan dan konseling. Antara lain yaitu:
a.    Instrumen yang dipakai haruslah yang sahih dan terandalkan.
b.  Pemakai instrument (dalam hal ini konselor) bertanggung jawab atas pemilihan instrument yang akan dipakai (misalnya tes), monitoring pengadministrasiannya dan skoring.
c.   Pemakaian instrumen, misalnya, harus dipersiapkan secara matang, bukan hanya persiapan instrumennya saja, tetapi persiapan klien yang akan mengambil tes itu.
d.   Perlu diingat bahwa tes atau instrument apa pun hanya merupakan salah satu sumber dalam rangka memahami individu secra lebih luas dan dalam.
e. Ada dan dipergunakannya berbagai instriumen lainnya bukanlah syarat mutlak bagi pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
Instrumen bimbingan dan konseling meliputi digunakan  dan dikembangkan berbagai instrumen, baik berupa tes maupun  nontes.
a.    Instrumen Tes
Ada tiga fungsi penggunaan tes dalam konseling yaitu: (1) sebagai alat diagnostik, (2) menemukan minat dan nilai , dan (3) membuat prediksi tingkah laku.
Dalam memilih tes untuk konseling, beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:
1)   Standar tes yang digunakan
2)   Memilih waktu penggunaan tes secara teapt
3)   Memilih topic tes
4)   Partisipasi klien dalam memilih tes
5)   Prosedur pemilihan tes dengan langkah-langkah berikut:
a) Klien dan konselor menetapkan data apa yang diperlukan untuk membantu memecahkan masalah
b)   Konselor menggambarkan macam-macam teori tes
c)  Konselor memberikan rekomendasi kepada tes tertentu yag dapat memberikan data yang diperlukan
d)   Konselor membiarkan klien untuk memberikan reaksi terhadap pemilihan tes
e)    Mengatur pelaksanaan tes
Secara umum kegunaan berbagai tes itu ialah membantu konselor dalam:
1)  Memperoleh dasar-dasar pertimbangan berkenaan dengan berbagai masalah pada individu yang dites, seperti masalah penyesuaian dengan ligkungan, masalah prestasi belajar atau hasil belajar, masalah penempatan dan penyaluran;
2)   Memahami sebab-sebab terjadinya masalah diri individu;
3)   Mengenali individu (misalnya siswa di sekolah) yang memiliki kemampuan yang sangat tinggi dan sangat rendah yang memerlukan bantuan khusus;
4)  Memperoleh gambaran tentang kecakapan, kemampuan, atau keterampilan seseorang individu dalam bidang tertentu.
Adapun beberapa instrument tes yaitu sebagai berikut:
1)   Tes Intelegensi (Kecerdasan)
Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir yang bersifat abstrak. Dapat juga diartikan sebagai kemampuan umum individu untuk berperilaku yang jelas tujuannya, berpikir rasional, dan berhubungan dengan lingkungannya secara efektif.
Tigkat kecerdasan (IQ) dengan klasifikasinya:
a)      Superior atau genius 
b)      Normal
c)      Sub-normal
Dibedakan lebih lanjut kedalam kategori murid-murid, yaitu:
a)   Debil (moron) yang masih mendekati murid normal yang berusia sekitar 9 – 19 tahun
b)    Imbecil mendekati murid normal sekitar usia 5-6 tahun.
c)     Idiot mendekati murid normal berusia dibawah 4 tahun.
2)   Tes Bakat
Tes bakat mengukur kecerdasan potensial yang bersifat khusus murid.Ada dua jenis bakat, yaitu bakat sekolah dan bakat pekerjaan-jabatan. Untuk mengetahui bakat murid, telah dkembangkan beberapa macam tes, seperti:
a)      Rekonik (mengukur kemampuan fungsi motorik, persepsi dan berpikir mekanis)
b)      Tes bakat musik
c)      Tes bakat artistik
d)     Tes bakat klerikal (perkantoran)
e)      Tes bakat yang multifactor (mengukur berbagai kemampuan khusus)
3)   Tes prestasi belajar (Achivement Tests)
Tes prestasi belajar adalah suatu perangkat kegiatan atau alat yang dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor.
Penggunaan teknik tes khususnya tes prestasi belajar bagi guru MI/ SD bertujuan untuk:
a)      Menilai kemampuan belajar murid
b)      Memberikan bimbingan belajar kepada murid
c)      Mengecek kemajuan belajar murid
d)     Memahami kesulitan-kesulitan belajar murid
e)      Memperbaiki teknik mengajar guru
f)       Menilai efektifitas (keberhasilan) mengajar guru
Tes prestasi belajar ini disusun untuk mengukur hasil pembelajaran atau kemajuan belajar murid.Tes ini meliputi:
a)  Tes diagnostik, yang dirancang agar guru dapat menentukan letak kesulitan murid, dalam mata pelajaran yang diajarkan.
b)     Tes prestasi belajar kelompok yang baku
c)  Tes prestasi belajar yang disusun oleh para guru, misalnya dalam bentuk ulangan sehari-hari.
b.    Instrumen Nontes
Berikut ini beberapa bentuk instrumen nontes yaitu sebagai berikut:
1)    Catatan anekdot
Catatan anekdot, yaitu catatan otentik hasil observasi.
2)    Angket
Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak langsung, yaitu melalui tulisan.
3)    Daftar cek
4)   Autobiografi (riwayat atau karangan) dan catatan harian
Karangan pribadi ini merupakan ungkapan pribadi murid tentang pengalaman hidupnya, cita-citanya, keadaan keluarga, dan lain-lain.
5)   Sosiometri
Sosiometri bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan atau interaksi sosial (saling penerimaan atau penolakan) diantara murid dalam suatu kelas, kelompok, kegiatan ekstrakurikuler, organisasi kesiswaan, dll.
6)   Inventori
2.    Teknik Wawancara
Wawancara merupakan teknik untuk mengumpukan informasi melalui komunikasi langsung dengan responden (orang yang minta informasi). Kelebihan dan kekurangan teknik wawancara adalah sebagai berikut.
a.       Kelebihan wawancara:
1)  Merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi murid secara mendalam
2)    Dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur
3)    Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi
4)    Digunakan untuk pelengkap data yang dikumpulkan dengan teknik lain.
b.       Kelemahan wawancara:
1)      Tidak efisien, yaitu tidak bisa menghemat waktusacara singkat
2)      Sangat tergantung pada kesediaan kedua belah pihak
3)      Menuntut penguasaan bahasa dari pihak pewawancara
Dalam bimbingan dan konseling dikenal beberapa macam wawancara, yaitu:
a.    Wawancara pengumpulan data (informational interview)
b.    Wawancara konseling (counseling interview)
c.    Wawancara disiplin (diciplinary interview)
d.   Wawancara penempatan (placement interview)
3.    Observasi(pengamatan)
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu.
b.    Direncanakan secara sistematis.
c.    Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan.
d.   Perlu diperiksa ketelitiannya.
Teknik observasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis:
a.    Observasi sehari-hari (daiily observation)
b.    Observasi sistematis (systematic observation)
c.    Observasi partisipatif (participative observation)
d.   Observasi non-partisipasif (non participative observation)
4.    Studi Kasus
Studi kasus merupakan teknik mempelajari perkembangan seorang murid secara menyeluruh dan mendalam serat mengungkap seluruh aspek pribadi murid yang datanya diperoleh dari bebagai pihak
Dalam melaksanakan studi kasus ini dapat ditempuh langkah-langkah:
a.    Menentukan murid yang bermasalah
b.    Memperoleh data
c.    Menganalisis data
d.   Memberikan layanan bantuan
5.    Konferensi kasus
Konferensi kasus merupakan suatu pertemuan diantara beberapa unsur di sekolah untuk membicarakan seorang atau beberapa murid yang mempunyai masalah.

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, R & Malihah, E. (2011). Panduan kuliah pendidikan lingkungan sosial, budaya, dan teknologi. Bandung: CV. Maulana Media Grafika.
Nurihsan, A. J. (2006). Bimbingan & konseling. Bandung: PT Refika Aditama.
Sukardi, D.K. & Kusmawati, N. (2008). Proses bimbingan dan konseling di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Supriatna, M. (2013). Bimbingan dan konseling berbasis kompetensi. Jakarta: Rajawali Pers.
Surya, M. (2009). Psikologi konseling. Bandung: Maestro.
Wahidah, N. DKK. (2014). Makalah teknik-teknik dasar pemahaman individu. Diakses dari: http://nurrulwahiddah.blogspot.com/2014/06/makalah-teknik-teknik-dasar-pemahaman.html

You Might Also Like

0 comments: