Resume BK Kelompok 5
TEKNIK-TEKNIK DASAR
PEMAHAMAN INDIVIDU
A. Pengertian
Individu
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris
in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi individu
artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan. Dalam Bahasa Latin
individu berasal dari kata individium
yang berarti yang tidak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat
dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
Seorang individu adalah perpaduan antara
faktor genotip dan fenotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu
sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir.
Kalau seorang individu memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Karakteristik yang khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang membedakan dirinya dengan orang lain. Kepribadian seseorang itu dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus menerus. Mayor Polak menjelasan bahwa kepribadian adalah “ keseluruhan sikap, kelaziman, pikiran dan tindakan, baik biologis maupun psikologis, yang dimiliki oleh seseorang dan berhbungan dengan peranan dan kedudukannya dalam berbagai kelompok dan mempengaruhi kesadaran akan dirinya.” Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fisikal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan.
Kalau seorang individu memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Karakteristik yang khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang membedakan dirinya dengan orang lain. Kepribadian seseorang itu dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus menerus. Mayor Polak menjelasan bahwa kepribadian adalah “ keseluruhan sikap, kelaziman, pikiran dan tindakan, baik biologis maupun psikologis, yang dimiliki oleh seseorang dan berhbungan dengan peranan dan kedudukannya dalam berbagai kelompok dan mempengaruhi kesadaran akan dirinya.” Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fisikal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan.
B. Pengertian
Pemahaman Individu
Pemahaman indvidu adalah merupakan awal
dari kegiatan bimbingan dan konseling. Pemahaman individu oleh Aiken (1997,
hlm. 454) diartikan sebagai “Appraising
the presence or magnitude of one or more personal characteristic. Assessing
human behavior and mental processes includes such procedures as observations,
interviews, rating, scale, check list, inventories, projective techniques, and
tests”. Pengertian tersebut diartikan bahwa pemahaman individu adalah suatu
cara untuk memahami, menilai atau menaksir karakteristik, potensi, dan atau
masalah-masalah gangguan yang ada pada individu atau kelompok individu.
C. Pengumpulan
Data
1. Prinsip
Pengumpulan Data
Prinsip-prinsip pengumpulan dan penyimpanan data, yaitu:
a. Kelengkapan data
b. Relevansi data
c. Keakuratan data
d. Efisiensi penyimpanan data
e. Efektivitas penggunaan data
2. Macam-Macam
Data
Macam-macam data:
a. Kecakapan
1) Kecakapan
petensial (potential ability)
diperoleh secara heriditer (pembawaan
kelahirannya).
2) Kecakapan
aktual (actual ability) yang
menunjukan pada aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji
sekarang juga.
b. Kepribadian
1) Fisik dan kebebasan
2) Psikis
3) Kegiatan : ekstrakurikuler
4) Keunggulan-keunggulan
dalam bidang: akademik, keagamaan, olahraga, kesenian, keterampilan, sosial,
dll.
5) Pengalaman istimewa dan prestasi yang telah diraih
6) Latar belakang
7) Agama dan moral
8) Lingkungan masyarakat
3. Sumber
Data
Pemahaman individu siswa dapat dilakukan melalui
beberapa sumber, yaitu:
a. Sumber
pertama yaitu siswa itu sendiri yang dapat dilakukan melalui wawancara,
observasi ataupun teknik pengukuran.
b. Sumber
kedua yaitu orang tua siswa dan keluarga terdekat siswa, guru-guru yang pernah
mengajar dan bergaul lama dengan siswa, temannya, dokter pribadi dan
sebagainya.
4. Aspek-Aspek
yang Dihimpun dalam Pengumpulan Data
Data yang perlu dikumpulkan, disusun dan
dipelihara meliputi
data pribadi dan data umum. Data pribadi siswa di sekolah, misalnya meliputi
berbagai hal dalam pokok-pokok berikut:
a.
Identitas pribadi
b.
Latar belakang rumah dan
keluarga
c.
Kemampuan mental, bakat,
dan kondisi kepribadian
d.
Sejarah pendidikan, hasil
belajar, nilai-nilai mata pelajajaran
e.
Hasil tes diagnostik
f.
Sejarah kesehatan
g.
Pengalaman
ekstrakurikuler dan kegiatan di luar sekolah
h.
Minat dan cita-cita
pendidikan dan pekerjaan/jabatan
i.
Prestasi khusus yang
pernah diperoleh
j.
Deskripsi menyeluruh
hasil belajar siswa setiapa kelas
k.
Sosiometri setiap kelas
l.
Laporan penyelenggaraan
diskusi/belajar kelompok
5. Hal-Hal
yang Perlu Diperhatikan dalam Pengumpulan Data
a. Materi himpunan data yang
baik (akurat dan lengkap) sangat berguna untuk memberikan gambaran yang tepat
tentang individu.
b.
Data tentang individu
selalu bertambah, berubah, berkembang, dan dinamis.
c. Data yang terkumpul
disusun dalam format-format yang teratur rapi menurut sistem tertentu.
d.
Data dalam himpunan data
itu pada dasarnya bersifat rahasia.
e. Mengingat bahwa data yang
dikumpulkan cukup banyak, harus pula ditambah dan dikurangi sesuai dengan perkembangan,
lagipula pengeluaran data (untuk dipakai) dan pemasukannya kembali memakan
waktu yang cukup banyak, konselor sering terjebak oleh pekerjaan rutin
penyelenggaraan himpunan data itu.
6. Manajemen
dan Penggunaan Data
Dalam
era teknologi informasi, manajemen data peseta didik dilakukan secara komputer.
Database peserta didik perlu dibangun dan dikembangkan agar perkembangan
setiap peserta didik dapat dengan mudah dimonitor. Penggunaan data peserta
didik dan lingkungan sekolah yang tertata dan dimanejemen dengan baik untuk kepentingan memonitor kemajuan peserta
didik akan menjamin seluruh peserta didik menerima apa yang mereka perlukan
untuk keberhasilan sekolah. Konselor harus cermat dalam mengumpulkan,
menganalisis, dan menafsirkan data. Kemajuan perkembangan peserta didik dapat
dimonitori dari: prestasi belajar, data yang terkait dengan prestasi belajar,
dan data tingkat penguasaan tugas-tugas perkembangan atau kompetensi.
D.
Teknik Pemahaman
1. Pemberian
Instrumen
Ada
beberapa pertimbangan yang perlu mendapat perhatian para konselor dalam penerapan instrumentasi bimbingan dan
konseling. Antara lain yaitu:
a. Instrumen
yang dipakai haruslah yang sahih dan terandalkan.
b. Pemakai
instrument (dalam hal ini konselor) bertanggung jawab atas pemilihan instrument
yang akan dipakai (misalnya tes), monitoring pengadministrasiannya dan skoring.
c. Pemakaian
instrumen, misalnya, harus dipersiapkan secara matang, bukan hanya persiapan instrumennya
saja, tetapi persiapan klien yang akan mengambil tes itu.
d. Perlu
diingat bahwa tes atau instrument apa pun hanya merupakan salah satu sumber
dalam rangka memahami individu secra lebih luas dan dalam.
e. Ada
dan dipergunakannya berbagai instriumen lainnya bukanlah syarat mutlak bagi
pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
Instrumen bimbingan dan konseling meliputi
digunakan dan dikembangkan berbagai
instrumen, baik berupa tes maupun
nontes.
a. Instrumen
Tes
Ada
tiga fungsi penggunaan tes dalam konseling yaitu: (1) sebagai alat diagnostik, (2) menemukan minat dan
nilai , dan (3)
membuat prediksi tingkah laku.
Dalam
memilih tes untuk konseling, beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:
1) Standar
tes yang digunakan
2) Memilih
waktu penggunaan tes secara teapt
3) Memilih
topic tes
4) Partisipasi
klien dalam memilih tes
5) Prosedur
pemilihan tes dengan langkah-langkah berikut:
a) Klien
dan konselor menetapkan data apa yang diperlukan untuk membantu memecahkan
masalah
b) Konselor
menggambarkan macam-macam teori tes
c) Konselor
memberikan rekomendasi kepada tes tertentu yag dapat memberikan data yang
diperlukan
d) Konselor
membiarkan klien untuk memberikan reaksi terhadap pemilihan tes
e) Mengatur
pelaksanaan tes
Secara umum kegunaan berbagai tes itu
ialah membantu konselor dalam:
1) Memperoleh dasar-dasar
pertimbangan berkenaan dengan berbagai masalah pada individu yang dites,
seperti masalah penyesuaian dengan ligkungan, masalah prestasi belajar atau
hasil belajar, masalah penempatan dan penyaluran;
2)
Memahami sebab-sebab
terjadinya masalah diri individu;
3)
Mengenali individu
(misalnya siswa di sekolah) yang memiliki kemampuan yang sangat tinggi dan
sangat rendah yang memerlukan bantuan khusus;
4) Memperoleh gambaran
tentang kecakapan, kemampuan, atau keterampilan seseorang individu dalam bidang
tertentu.
Adapun beberapa instrument tes yaitu
sebagai berikut:
1) Tes
Intelegensi (Kecerdasan)
Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir yang bersifat abstrak. Dapat juga diartikan
sebagai kemampuan umum individu untuk berperilaku yang jelas tujuannya,
berpikir rasional, dan berhubungan dengan lingkungannya secara efektif.
Tigkat kecerdasan (IQ) dengan
klasifikasinya:
a) Superior atau genius
b) Normal
c) Sub-normal
Dibedakan
lebih lanjut kedalam kategori murid-murid, yaitu:
a) Debil
(moron) yang masih mendekati murid normal yang berusia sekitar 9 – 19 tahun
b) Imbecil mendekati murid normal sekitar usia 5-6 tahun.
c) Idiot mendekati murid normal berusia dibawah 4 tahun.
2) Tes
Bakat
Tes bakat mengukur kecerdasan potensial yang bersifat khusus murid.Ada
dua jenis bakat, yaitu bakat sekolah dan bakat pekerjaan-jabatan. Untuk
mengetahui bakat murid, telah dkembangkan beberapa macam tes, seperti:
a) Rekonik
(mengukur kemampuan fungsi motorik, persepsi dan berpikir mekanis)
b) Tes
bakat musik
c) Tes
bakat artistik
d) Tes
bakat klerikal (perkantoran)
e) Tes
bakat yang multifactor (mengukur berbagai kemampuan khusus)
3) Tes
prestasi belajar (Achivement Tests)
Tes prestasi belajar adalah suatu
perangkat kegiatan atau alat yang dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian
tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya dalam domain kognitif,
afektif, dan psikomotor.
Penggunaan teknik tes khususnya tes
prestasi belajar bagi guru MI/ SD bertujuan untuk:
a) Menilai kemampuan belajar murid
b) Memberikan bimbingan belajar kepada murid
c) Mengecek kemajuan belajar murid
d) Memahami kesulitan-kesulitan belajar murid
e) Memperbaiki teknik mengajar guru
f) Menilai efektifitas (keberhasilan) mengajar guru
Tes prestasi belajar ini disusun untuk
mengukur hasil pembelajaran atau kemajuan belajar murid.Tes ini meliputi:
a) Tes
diagnostik, yang dirancang agar guru dapat menentukan letak kesulitan murid,
dalam mata pelajaran yang diajarkan.
b) Tes
prestasi belajar kelompok yang baku
c) Tes
prestasi belajar yang disusun oleh para guru, misalnya dalam bentuk ulangan
sehari-hari.
b. Instrumen
Nontes
Berikut
ini beberapa bentuk instrumen nontes yaitu sebagai berikut:
1) Catatan
anekdot
Catatan anekdot, yaitu
catatan otentik hasil observasi.
2) Angket
Angket (kuesioner)
merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak langsung, yaitu melalui
tulisan.
3) Daftar cek
4) Autobiografi
(riwayat atau karangan) dan catatan harian
Karangan
pribadi ini merupakan ungkapan pribadi murid tentang pengalaman hidupnya,
cita-citanya, keadaan keluarga, dan lain-lain.
5) Sosiometri
Sosiometri
bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan atau interaksi sosial
(saling penerimaan atau penolakan) diantara murid dalam suatu kelas, kelompok,
kegiatan ekstrakurikuler, organisasi kesiswaan, dll.
6) Inventori
2. Teknik
Wawancara
Wawancara merupakan
teknik untuk mengumpukan informasi melalui komunikasi langsung dengan responden
(orang yang minta informasi). Kelebihan dan kekurangan teknik wawancara adalah
sebagai berikut.
a.
Kelebihan wawancara:
1) Merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi murid
secara mendalam
2) Dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur
3) Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi
4) Digunakan untuk pelengkap
data yang dikumpulkan dengan teknik lain.
b.
Kelemahan wawancara:
1)
Tidak efisien, yaitu tidak bisa menghemat waktusacara singkat
2)
Sangat tergantung pada kesediaan kedua belah pihak
3)
Menuntut penguasaan bahasa dari pihak pewawancara
Dalam bimbingan dan konseling dikenal beberapa macam wawancara, yaitu:
a. Wawancara pengumpulan data (informational interview)
b. Wawancara konseling (counseling interview)
c. Wawancara disiplin (diciplinary interview)
d. Wawancara penempatan (placement interview)
3. Observasi(pengamatan)
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu.
b. Direncanakan secara sistematis.
c. Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan.
d. Perlu diperiksa ketelitiannya.
Teknik
observasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis:
a. Observasi sehari-hari (daiily observation)
b. Observasi sistematis (systematic observation)
c. Observasi partisipatif (participative observation)
d. Observasi non-partisipasif (non participative observation)
4. Studi
Kasus
Studi
kasus merupakan teknik mempelajari perkembangan seorang murid secara menyeluruh
dan mendalam serat mengungkap seluruh aspek pribadi murid yang datanya
diperoleh dari bebagai pihak
Dalam
melaksanakan studi kasus ini dapat ditempuh langkah-langkah:
a. Menentukan murid yang bermasalah
b. Memperoleh data
c. Menganalisis data
d. Memberikan layanan bantuan
5. Konferensi
kasus
Konferensi
kasus merupakan suatu pertemuan diantara beberapa unsur di sekolah untuk membicarakan
seorang atau beberapa murid yang mempunyai masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, R & Malihah, E. (2011). Panduan kuliah pendidikan lingkungan sosial, budaya, dan teknologi.
Bandung: CV. Maulana Media Grafika.
Nurihsan, A. J. (2006). Bimbingan & konseling. Bandung: PT Refika Aditama.
Sukardi, D.K. & Kusmawati, N. (2008). Proses bimbingan dan konseling di sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta.
Supriatna, M. (2013). Bimbingan
dan konseling berbasis kompetensi. Jakarta: Rajawali Pers.
Surya, M. (2009). Psikologi
konseling. Bandung: Maestro.
Wahidah, N. DKK. (2014). Makalah teknik-teknik dasar
pemahaman individu. Diakses dari: http://nurrulwahiddah.blogspot.com/2014/06/makalah-teknik-teknik-dasar-pemahaman.html
0 comments: